Minggu, 26 Maret 2017

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALANPESTISIDA DAN APLIKASINYA



I.                   PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Deskripsi pengendalian opt di kalimantan tengah secara umum adalah belalang kembara merupakan hama penting di Indonesia tercatat di Provinsi Kalimantan Tengah. Penyakit yang menyerang belalang kembara antara lain penyakit bakteri, penyakit cendawan antara lain yaitu, parasit ini dari jenis nematoda, dan predator dari bangsa burung dan semut. Dalam keadaan populasi belalang tinggi nampaknya peranan musuh alami ini relatif rendah. Pengendalian kimiawi  yang dapat dilakukan pada stadium nimfa kecil karena belum merusak. Pengendalain terhadap imago dilaksanakan pada malam hari, mulai dari belalang hinggap senja hari sampai sebelum terbang waktu pagi hari. Pengendalian sebaiknya secara langsung terhadap individu/kelompok yang ditemui di lahan (Sub Dinas Proteksi Disbun Prov Kalteng, 2008).
Keuntungan dan kerugian penggunaan pestisida dalam pengendalian OPT adalah Keuntungan dengan adanya pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Namun demikian, beberapa kerugian dan bahaya penggunaan pestisida lambat laun menjadi jelas, antaralain: dari waktu ke waktu, hama menjadi kebal terhadap pestisida, yang kemudian memaksa penggunaan pestisida dalam dosisi yang lebih tinggi. Akhirnya perlu dikembangkan pestisida jenis baru. Hal ini merupakan proses yang mahal dan lama. Kekebalan hama ini semakin berkembang cepat di daerahtropis dari pada di daerah beriklim sedang karena proses biologisnya berlangsung lebih cepat pada suhu yang lebih tinggi. Pestisida bukan hanya pembunuh organisme yang menyebabkan kerusakan pada tanaman, namun juga membunuh organisme yang berguna seperti musuh alami hama. Serangan hama primer dansekunder bisa meningkat setelah pestisida membunuh musuh alami hama ; Pestisida yang tidak mudah terurai, akan terserap dalam rantai makanan dan sangat membahayakan seranggga, hewan pemakanserangga, burung pemangsa, dan pada akhirnya manusia (Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Pekalongan, 2011).
Manfaat mempelajari pengenalan pestisida dan aplikasinya adalah manfaat mempelajari pestisida ini adalah agar dapat lebih mengenal dan mengetahui apa itu pestisida, keuntungan dan kerugian yang tejadi akibat penggunaan pestisida ini sehingga kita dapat memilah mulai dari jenis tanaman, golongan dan jenis pestisida yang akan digunakan sesuai keuntungan dan kerugian yang dihasilkan mungkin untuk dihindarkan dan juga formulasi pestisida yang aman untuk digunakan dengan menimbang dampak yang terjadi tidak merusak lingkungan dan ekosistem.
1.2              Tujuan Praktikum
a.                   Agar mahasiswa mengetahui dan dapat membedakan formulasi pestisida.
b.                  Agar mahasiswa dapat mengetahui dan menentukan formulasi pestisida  yang lebih aman untuk di aplikasikan serta mengetahui kelemahan-kelemahan dalam aplikasi.

II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1              Pengertian dan Penggolongan Pestisida
Pestisida secara umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk mengendalikan  jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus dan lain-lain (Ika Rochidjatun. 1990).
Pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain akarisida, algasida, bakterisida, fungisida, herbisida, insektisida, molluskisida, nematisida, ovisida, pedukulisida, piscisida, predisida, rodentisida, termisida, silvisida, dan larvasida (Ika Rochidjatun. 1990).
2.2              Bentuk – Bentuk  Formulasi Pestisida
Bentuk cair adalah formulasi pestisida dalam bentuk cair dapat dibedakan menjadi EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate), Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC), Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC), Soluble (SL), Flowable (F), dan Ultra Low Volume (ULV). EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate). Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC). Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan. Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC). pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara disemprot. Soluble (SL). Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry. Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW). Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan. Ultra Low Volume (ULV). Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air (Sukman, 2002).
Bentuk padat adalah formulasi pestisida dalam bentuk padat diantaranya adalah Wettable Powder (WP), Soluble powder (S atau SP), Butiran (G), Water Dipersible Granule (WG atau WDG), Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST), Tepug Hembus atau Dust (D), dan Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot. Soluble powder (S atau SP). Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan. Butiran (G). Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular. Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan. Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih. Berbeda dengan Tepung Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan. Sedangkan Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida (Sukman, 2002).
2.3              Teknik Aplikasi dan Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Penggunaan Pestisida
Cara mengaplikasikan pestisida bermacam-macam diantaranya adalah penyemprotan (spraying), pengabut, dusting (pengembus), penyebaran butiran, penuangan atau penyiraman (pour on), injeksi batang, impregnasi, fumigasi, dan dipping. Penyemprotan (spraying), merupakan metode yang palingbanyak digunakan. Biasanya digunakan 100-200 literenceran insektisida per ha. Paling banyak adalah 1000liter/ha sedang paling kecil 1 liter/ha seperti dalam ULV. Pengabut, formulasi yang digunakan hamper sama dengan penyemprotan namun biasanya digunakan low volume yang artinya volume cairan yang digunakan pada pengabut jauh lebih rendah dari pada penyemprotan biasa, konsentrasinya cukup tinggi. Dusting (pengembus), untuk hama rayapkayu kering Cryptotermes, dusting sangat efisien bila dapat mencapai koloni karena racun dapat menyebar sendiri melalui efek perilaku trofalaksis. Penyebaran butiran, pestisida yang digunakan berbentuk granular biasanya dilakukan dengan alat penyebar dan atau alat penyebar (spreader). Penuangan atau penyiraman (pour on) misalnya untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap, serangga tanahdi persemaian dsb. Injeksi batang, dengan insektisida sistemik bagi hamabatang, daun, penggerek dll. Dipping, perendaman / pencelupan seperti untuk biji /benih, kayu. Sedangkan Fumigasi, penguapan, misalnya pada hama gudang atauhama kayu. Dan Impregnasi, merupakan metode dengan tekanan (pressure) misalnya dalam pengawetan kayu (Sukman, 2002).
Penggunaan pestisida harus mengikuti lima kaidah, yaitu : 1). Tepat sasaran artinya Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sasaran harus diketahui jenis (species) nya secara cepat. Dengan demikian dapat ditentukan jenis pestisida yang tepat yang perlu digunakan. Contoh: Apabila OPT yang menyerang adalah serangga, maka dipilih insektisida. Apabila yang menyerang adalah tungau, maka dipilih akarisida ; 2). Tepat Jenis setelah diketahui OPT sasaran yang akan dikendalikan dan jenis pestisida yang sesuai, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pestisida yang tepat. Contoh : Untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura), digunakan insektisida Lufenuron, Sihalotrin, dsb ; 3). Tepat waktu penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan/pengamatan rutin, yaitu jika populasi hama atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang Ekonomi (Ambang Pengendalian). Hal ini disebabkan karena keberadaan hama atau penyakit pada pertanaman belum tentu secara ekonomis akan menimbulkan kerugian. Penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi hari tetapi sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada umumnya OPT (Khususnya serangga hama) pada tanaman cabai aktif
pada sore/malam hari ; 4).
Tepat dosis/konsentrasi adalah dosis pestisida adalah banyaknya pestisida atau larutan semport yang digunakan dalam setiap satuan luas, sedangkan konsentrasi pestisida adalah takaran pestisida yang harus dilarutkan dalam setiap liter air (bahan pelarut). Daya bunuh pestisida terhadap OPT ditentukan oleh dosis atau konsentrasi pestisida yang digunakan. Dosis atau konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada yang dianjurkan akan memacu timbulnya OPT yang resisten terhadap pestisida yang digunakan ; 5). Tepat cara penggunaan adalah keberhasilan pengendalian OPT ditentukan pula oleh cara penggunaan atau penyemprotan pestisida (Anonim, 1984).

III.             BAHAN DAN METODE
3.1              Tempat dan Waktu
Praktikum dasar-dasar perlindungan tanaman dengan materi pengenalan pestisida dan aplikasinya dilaksanakan bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya. Pada hari senin tanggal 25 april 2016 pukul 15.00 - Selesai WIB.
3.2              Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu extrak daun pepaya, extrak bawang putih, serai, sirsak, Agropt, Polaris, Dithane, Petrogenol, Ridomil, gramaxone, Durs bau, Drthane M 45, Rackus, Bancol, Fujiwan 400 fc,  Dharmabas, Basamid –G, Daconil, Antracol, dan Indovin 85 sp. Sedangkan alat yang digunakan adalah hans sprayer, gelas ukur dan masker.
3.3              Cara Kerja
a.                   Menumbuk daun pepaya.
b.                  Merendam daun pepaya dalam air 1 litar serta detergent 5 gram dan didiamkan selama 12 jam.
c.                   Kemudian di saring larutan
d.                  Menyiapkan peralatan dan bahan yang dperlukan pestisida 3 (tiga) formulasi WP, EC, Granular, alat semprot dan masker.
e.                   Mengaduk jadi (volume semprot/ha = 500 liter) dan menggunakan dosis sesuai anjuran berdasarkan jenis tanaman dan OPT.
f.                   Melakukan aplikasi pestisida dan memperhatikan arah angin
g.                  Membuat laporan sementara aplikasi pestisida, volume semprot, kelebihan dan kekurangan dari masing-masing formulasi.

IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil pengamatan pengenalan pestisida dan aplikasinya
No
Golongan
Nama dagang
Nama umum
Bahan aktif
Formulasi
OPT Sasaran
Teknis aplikasi
1
Bakterisida
Agrept
Streptumram
Sulfat 20%
20 WP
Layu pseodemones sotane cearum
Penyemprotan
2
Herbisida
Polaris
Monoamonium glrsufat 200 g/l
200/8 As
Gulma daun lebar Bornera alata
Gulma daun sempit
Ottachloa nodosa
Penyemprotan
3
Fungisida
Dithane
Mankozed 430 g/l
430 wp
Kakao busuk
Penyakit buah Pytopthera palmovora
Busuk daun kentang pytophtera infestans
Penyemprotan
4
Insektisida
Petrogenol
Metil eugenul 800 %
800 L
Lalat buah pada cabai
Dacus ferrugineus
Lalat buah pada mangga Dacus sp
Perangkap
5
Fungisida
Ridumil
Metalaksil 35%
35 D
Buta  Scleoruspora maydis
Pengembusan
6
Herbisida
Gramaxone
Parakuat drcklorich 276 g/l
276 EC
Teki cyperus rotudus
Padi sawah cyperus sp
Penyemprotan
7
Fungisida
Agrifos
Asam fosfit 400 g/l
400A
Kentang : penyakit busuk daun
Penyemprotan
8
Insektisida
Dursbau
Klorpirifos 200 g/l
200 EC
Bawang merah hama  (ulat gryak)
Penyemprotan
9
Fungisida
Dithane M-45
Mankozeb 80%
M-45
Kacang tanah penyakit bercak daun
Penyemprotan
10
Rodentisida
Rackus
Mesu phide
80 p
Tikus sawah rattus argentivates
Penyebaran butiran
11
Insektisida
Bancol
Bensultap  50%
50 WP
Perusak daun plutella xylostella
Penyemprotan
12
Fungisida dan zat pengatur tumbuh
Fujiwan 400 fc
Isoprothiolane 400 g/l
400 EC
Penyakit bias (pyricularia oryzae) pada tanaman padi
Penyemprotan
13
Insektisida
Dharmabas
BPMC 500 G/L
500 EC
Padi wereng coklat nilaparvata lugens
Bawang merah ulat grayak spodeptera elcigua
Penyemprotan
14
Insektisida
Nematisida
Fungisida
Basamid – G
Dazamet 98 %
98 G
Tembakau (agrotis sp) kubis (plasmodiophora brassicae)
Ditabur
15
Fungisida
Daconil
Klorotaloni 75%
75 WP
Bercak ungu pada bawang merah (altenaria porri)
Cacar daun pada teh (exobasidium vexans)
Penyemprotan
16
Fungisida
Antracol
Propineb 70,5%
70 WP
Bercak ungu (altenaria alii)
Pada bawang (allium)
Bercak daun (cercospora arachidicola) dan (c.personata) pada kacang tanah (arachis hypogaeal)
Penyemprotan
17
Insektisida
Indovin 85 sp
Karbari c 85%
80 sp
Ulat grayak (spocoptera litora)
Penghisap daun (helopestis sp)
Penyemprotan



4.2              Pembahasan
4.2.1        Agrept  



                                          
Gambar 1. Agrept
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan bakterisida, nama dagang Agrept, nama umum bahan aktif Stroptomisin Sulpat 20 % formulasinya 20 wp OPT sasarannya yaitu Layu Pseodomones sotanecearum pada tanaman tomat daan teknis aplikasinya dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.


4.2.2        Polaris
Gambar 2. Polaris
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan herbisida dengan nama dagang polaris, nama umum bahan aktif yaitu monoamanicum glosofat 200 g/l formulasinya 200/8 As, OPT sasarannya Gulma daun lebar Bornera alata Gulma daun sempit Ottacchlora nadosa dan teknis aplikasinya yaitu dengan cara disemprot.
Kuntungan dari pestisida ini adalah untuk mening katkan produksi. Adanya pestisida memberi manfaat dan keuntungan. Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih pan jang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan. Dan kerugiannya adalah Pestisida berpengaruh negatif terhadap kesehatan manusia. Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan perlindungan dan pera watan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan pestisida secara lambat laun akan terpengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.


4.2.3        Dithane
Gambar 3. Dithane
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang dithane nama umum bahan aktif yaitu asam parakuat mankozed 430 g/l formulasinya 430 WP, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu kakao busuk penyakit buah Pytopthera palmovora busuk daun kentang pytophtera infestans dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.


4.2.4        Petrogenol
Gambar 4. Petrogenol
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan insektisida, dengan nama dagang petrogenol nama umum bahan aktif yaitu asam parakuat metil eugenul 800 % formulasinya 800 L, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu lalat buah pada cabai Dacus ferrugineus lalat buah pada mangga Dacus sp dengan cara diperangkap.
Keuntungan penggunaan pestisida ini adalah cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan, selain itu secara ekonomi penggunaan pestisida ini relatif menguntungkan. Sedangkan kekurangannya adalah pertisida ini tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran, tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target  termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya, selain itu dalam penggunaan jangka panjang dan dengan dosis berlebihan akan menyebabkan pencemaran karena adanya residu yang tertinggal di lingkungan fisik dan biotis di sekitar kita, sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun. Selain itu, kekurangan pestisida ini dapat meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman dengan timbulnya ketahanan (resistensi) hama, resurgensi hama, dan ledakan populasi hama sekunder.


4.2.5        Ridomil
Gambar 5. Ridomil
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang ridomil nama umum bahan aktif yaitu asam parakuat drcklorich 276 g/l formulasinya 276 EC, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu teki cyperus rotudus padi sawah cyperus sp dengan cara disemprot.
Keuntungan penggunaan pestisida ini adalah cepat menurunkan populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan, selain itu secara ekonomi penggunaan pestisida ini relatif menguntungkan. Sedangkan kekurangannya adalah pertisida ini tidak saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran, tetapi juga dapat bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan  target  termasuk tanaman, ternak dan organisma berguna lainnya, selain itu dalam penggunaan jangka panjang dan dengan dosis berlebihan akan menyebabkan pencemaran karena adanya residu yang tertinggal di lingkungan fisik dan biotis di sekitar kita, sehingga akan menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun.



4.2.6        Gramaxone
Gambar 6. Gramaxone
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan herbisida, dengan nama dagang gramaxone nama umum bahan aktif yaitu asam parakuat drcklorich 276 g/l formulasinya 276 EC, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu Teki cyperus rotudus padi sawah cyperus sp dengan cara disemprot.
Keuntungan dengan adanya pestisida ini  adalah mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertania, dan juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Dan kerugiannya adalah estisida meningkatkan perkembangan populasi jasad penganggu tanaman.



4.2.7        Agrifos 
Gambar 7. Agrifos 
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang agrifos  nama umum bahan aktif yaitu asam fosfit 400 g/l formulasinya 400A, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu kentang : penyakit busuk daun dengan cara disemprot.
Keuntungan dari pestisida ini adalah untuk  mencegah dan mengendalikan cendawan Phytopthora dan embun tepung pada tanaman anggur, kentang, tomat, nenas, kelapa dan tembakau di pembibitan. Dan kerugiannya adaah untuk mengurangi populasi hama. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebaliknya malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman, sehingga tujuan penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Hal ini sering terjadi, karena kurang pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida.




4.2.8        Drusban
Gambar 8. Drusban
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan insektisida, dengan nama dagang drusban nama umum bahan aktif yaitu klorpirifos 200 g/l formulasinya 200 EC, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu bawang merah hama (ulat gryak) dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.9        Dithane M-45
Gambar 9. Dithane M-45
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang dithane M-45 nama umum bahan aktif yaitu mankozeb 80% formulasinya M-45, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu kacang tanah penyakit bercak daun dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.10    Racus
Gambar 10. Racus
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan rodentisida, dengan nama dagang racus nama umum bahan aktif yaitu mesu phide formulasinya 80 P, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu tikus sawah rattus argentivates dengan cara ditabur.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.11    Bancol
Gambar 11. Bancol
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan insektisida, dengan nama dagang bancol nama umum bahan aktif yaitu bensultap  50% formulasinya 50 WP, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu perusak daun plutella xylostella dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.12    Fujiwan
Gambar 12. Fujiwan
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida dan zat pengatur tumbuh, dengan nama dagang fujiwan nama umum bahan aktif yaitu isoprothiolane 400 g/l formulasinya 400 EC, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu penyakit bias (pyricularia oryzae) pada tanaman padi dengan cara disemprot.
Keuntungan dengan adanya pestisida ini tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Dan keugiannya adalah mengakibatkan hama menjadi kebal, sehingga mngakibatkan petani untuk meningkatkan dosisnya agar hama tersebut bisa dikendalikan.



4.2.13    Dharmabas
Gambar 13. Dharmabas
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan insektisida, dengan nama dagang dharmabas nama umum bahan aktif yaitu bpmc 500 g/l formulasinya 500 EC, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu padi wereng coklat nilaparvata lugens bawang merah ulat grayak spodeptera elcigua dengan cara disemprot.
Keuntungan dari pestisida ini adalah Memiliki pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan kematian, dan Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif. Dan kerugiannya adalah Pestisida berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, Kondisi ini secara tidak langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran. Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah. Residu pestisida telah ditemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun di udara.



4.2.14    Basamid G
Gambar 14. Basamid G
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan insektisida, nematisida, fungisida, dengan nama dagang basamid G nama umum bahan aktif yaitu dazamet 98 % formulasinya 98 G, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu tembakau (agrotis sp) kubis (plasmodiophora brassicae) dengan cara ditabur.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.




4.2.15    Daconil
Gambar 15. Daconil
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang daconil, nama umum bahan aktif yaitu klorotaloni 75% formulasinya 75 WP, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu bercak ungu pada bawang merah (altenaria porri) cacar daun pada teh (exobasidium vexans) pada kacang tanah (arachis hypogaeal) dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.16    Antracol 
Gambar 16. Antracol
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida, dengan nama dagang antracol, nama umum bahan aktif yaitu propineb 70,5% formulasinya 70 WP, OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu bercak ungu (altenaria alii) pada bawang (allium) bercak daun (cercospora arachidicola) dan (c.personata) pada kacang tanah (arachis hypogaeal) dengan cara disemprot.
Keuntungan dari pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.



4.2.17    Indovin 85 sp
Gambar 17. Indovin 85 sp
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan Insektisida, dengan nama dagang Indovin 85 sp, nama umum bahan aktif yaitu Karbari c 85% formulasinya 80 sp, OPT sasarannya ulat grayak (spocoptera litora) penghisap daun (helopestis sp) dan teknis aplikasinya yaitu dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.




4.2.18    Biopestisida Ekstrak Daun Pepaya
Gambar 18.Biopestisida Ekstrak Daun Pepaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Daun pepaya (carica papaya) mengandung berbagai zat, antara lain : vitamin A18250 Sl, vitamin B1 0,5 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79 kal, protein 8,0 gram, hidrat arang 11,9 gram, lemak 2 gram, kalsium 353 mg, fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram, papayotin, kautsyuk, karpain, karposit. Pestisida alami dari ekstrak daun  pepaya emiliki beberapa manfaat, antara lain : dapat digunakan untuk mencegah hama seprti aphid, rayap, hama kecil dan ulat bulu. Daun pepaya mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan hama penghisap”.
Kelebihan dari biopestisida ekstrak daun papaya adalah mudah terurai, ramah lingkungan, bahan yang digunakan melimpah dan mudah didapatkan dan dosisnya tidak terlalu besar sedangkan kerugiannya adalah tidak tahan dalam penyimpanan jangka panjang dan daya kerjanya lama.
          Perhitungan Kalibirasi Biopestisida :
                              K = Jumlah 1 + Jumlah 2 + Jumlah 3
3
                              K = 30 ml + 32 ml + 33 ml
3
K = 95
                                                                  3
                              K = 31,66 ml

V.                PENUTUP
5.1              Kesimpulan
Bentuk cair adalah formulasi pestisida dalam bentuk cair dapat dibedakan menjadi EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate), Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC), Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC), Soluble (SL), Flowable (F), dan Ultra Low Volume (ULV). EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate).
Bentuk padat adalah formulasi pestisida dalam bentuk padat diantaranya adalah Wettable Powder (WP), Soluble powder (S atau SP), Butiran (G), Water Dipersible Granule (WG atau WDG), Seed dreesing (SD) atau Seed Treatment (ST), Tepug Hembus atau Dust (D), dan Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). Wettable Powder (WP).
5.2              Saran
Prakikum kedepannya semoga berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1984. Mengenal Pestisida dan Aplikasinya di Indonesia. Ditlin. Ditjen Tan Pangan. Deptan: 203 pp. ricq. 2002. Mengenal Erwinia

Balai Penyuluhan Kecamatan (BPK) Pekalongan, 2011. Kelebihan dan Kekurangan Pestisida. (http://bpkkedungwuni.blogspot.com) Diakses pada tanggal 12 Mei 2016.

Buhman, R dkk. 1999. Mengenal Pestisida dan Aplikasinya. Yogyakarta:  Konisius.

Ika Rochidjatun. 1990. Penuntun Praktikum Dasar-dasar Perlindungan Tanaman. Usaha Nasional. Surabaya.

Triharso. 2004. Makalah Pengertian dan Penggolongan Pestisida. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sukman, 2002. macam-macam Pestisida. Gulma dan Teknik Pengendaliannya.  Palembang .

Sub Dinas Proteksi Disbun Prov Kalteng, 2008, pengendalian hama belalang, (http://kalteng.go.id), Diakses pada tanggal 12 Mei 2016.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar