Selasa, 10 Mei 2016

Laporan Pengenalan Ordo Serangga Hama dan Serangga Hama Gudang



I.                   PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
Deskripsi kendala serangan hama di lapangan dan pada saat penyimpanan adalah dengan adanya suatu ekosistem terjadi hubungan timbal balik baik intra maupun antar spesies, yang disebut sebagai rantai makanan. Prinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama dengan cara biologi, yaitu dengan memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen. Pengendalian hayati memiliki keuntungan dan kelemahan. Dilihat dari fungsinya musuh alami dapat dikelompokkan menjadi, parasitoid, predator dan patogen. Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa serangga lain. Patogen adalah golongan mikroorganisme atau jasad renik yang menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati. Mikroorganisme yang dapat menjadi patogen adalah virus, bakteri, protozoa, jamur, riketzia dan nenatoda. Pengelolaan ekosistem dengan cara bercocok tanam, penggunaan varietas yang tahanhama OPT, pengendalian secara fisik atau mekanik, Pengendalian secara genetik, penggunaan pestisida secara selektif, Penggunaan OPT dengan peraturan atau karantina, ini merupakan teknologi PHT (Ilato. dan M. F. Dien dan C. S. Rante. 2012).
Pengertian OPT (Organisme pengganggu tanaman) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, ataupun menyebabkan kematian pada tanaman. Dan OPT dibagi menjadi tiga, yaitu : Hama, adalah organisme pengganggu berupa binatang yang menyebabkan kerusakan pada tanaman. Contohnya, babi, tikus, tungau, gajah, dll. Patogen, adalah mikro organisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman berupa penyakit. Contoh, bakteri, jamur. Gulma, adalah tumbuhan yang mengganggu tanaman yang yang dibudidayakan, karena menyebabkan kompetisi antara tanaman, namun jika tidak terjadi kompetisi antara tanaman tersebut berarti bukanlah gulma (Agroforestri, 2011).
Manfaat mempelajari ordo serangga hama dan hama gudang adalah mengetahui cara pengendalian hama sebagai berikut pengendalian hama kumbang beras ini adalah melakukan penjemuran produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan dan dapat cara tepat untuk pengendalian ordo serangga hama dan hama gudang.
1.2.   Tujuan Praktikum
a.          Untuk pengenalan serangga hama dan ordo serangga hama, baik dari morfologi tubuh, tipe mulut, daur hidup, tipe perkembangbiakan, siklus dan mekanisme penyerangannya sehingga dapat diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.
b.         Mengetahui macam – macam serangga hama yang menyerang produk pertanian dalam gudang, mengenal bagian tubuh, mengetahui daur hidup, dan mengetahui mekanisme serangan serangga hama tersebut.


II.                TINJAUAN PUSTAKA
2.1.   Filum Yang Berpotensi Sebagai Hama
2.1.1 Filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa), yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan dalam uraian-uraian selanjutnya.Ditinjau dari susunannya, maka bentuk stylet dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe stomatostylet dan odonostylet. Tipe stomatostylet tersusun atas bagian-bagian conus (ujung), silindris (bagian tengah)dan knop stylet (bagian pangkal). Tipe stylet ini dijumpai pada nematoda parasit dari ordo Tylenchida (Nurdiansyah,2011).
2.1.2 Filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot, Pomacea ensularis canaliculata (keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell. Bekicot atau siput bersifat hermaprodit, sehingga setiap individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding bangunan, pohon atau tempat lain yang tersembunyi (Nurdiansyah, 2011).
2.1.3    Filum Chordata yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas Mammalia (Binatang menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota klas Mammalia bertindak sebagai hama melainkan hanya beberapa jenis (spesies) saja yang benar-benar merupakan hama tanaman. Jenis-jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi (Ungulata), beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang pengerat (ordo rodentina). Anggota ordo Rodentina ini memiliki peranan penting sebagai perusak tanaman, sehingga secara khusus perlu dibicarakan tersendiri, yang meliputi keluarga bajing dan tikus (Nurdiansyah,2011).
2.1.4    Filum Arthopoda merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 % dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini. Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam filum Arthropoda. Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau Hexapoda (serangga) (Nurdiansyah,2011).
2.2.  Ordo Serangga Hama ( Tipe Alat Mulutnya,Tipe Perkembangan Dan Contoh)
2.2.1.   Ordo Orthoptera.
Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.) ( Untad ,2011).
2.2.2.   Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap adalah :kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk) ( Untad ,2011).
2.2.3.  Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.). Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain; wereng coklat (Nilaparvta lugens) ( Untad ,2011).
2.2.4     Ordo Lepidoptera
Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago). Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut yang termasuk jenis serangga dari ordo ini, antara lain ulat daun kubis (Plutella xyllostella) ( Untad ,2011).
2.2.5.   Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago).  Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) antara lain:kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L) ( Untad ,2011).
2.2.6.      Ordo Diptera
Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap” Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong –imago). Tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain :lalat buah (Bactrocera sp) (Ischnura ceruvula) ( Untad ,2011).
2.3.   Hama Gudang
Hama gudang adalah hama yang meyerang penyimpanan hasil produk yang disimpan digudang contohnya beras yang disimpan di dalam gudang tradisional maupun gudang modern sering mendapat gangguan dari serangga hama. merusak komoditi beras di Indonesia antara lain, Sitophilus oryzae (Coleoptera; Curculionidae), Rhizopertha dominica (Coleoptera; Bostrychidae), Tribolium castaneum (Coleoptera; Tenebrionidae), Cryptolestes ferrugineus (Coleoptera; Cucujidae), Tenebroides mauritanicus (Coleoptera; Trogosstidae), dan Corcyracephalonica (Lepidoptera; Pyralidae) (Fahruddin.2011).


III.             BAHAN DAN METODE
3.1.   Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dengan materi Pengenal Serangga Hama dan Hama Gudang dilaksanakan pada tanggal 04 April 2016 pukul 15.00-16.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
3.2.   Alat dan Bahan
Alat praktikum yang digunakan adalah lup, jarum pentul, media stereofoam, botol / wadah alkohol, gelas pelastik, pinset, alat gambar, dan buku gambar. Sedangkan bahan yang di gunakan pada saat praktikum yaitu belalang kayu (Valanga nigricomis), kepik (Dasymus piperis), Ulat tanah (Agrotis ipsilon), walang sangit (Leptocorisa acuta), ulat daun (Aphis sp), lalat buah (Dalus sp), kumbang kelapa (oryctes rhinoceros), kumbang beras (Sitophilus oryzae), kumbang tepung (Tribolium sp), kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), kumbang jagung (Sitophilus zeamays), beserta gejala serangannya pada bahan yang di simpan dan alkohol 70 %.
3.3     Cara Kerja
a.       Mengambil serangga yang akan diamati dengan menggunakan pinset, kemudian memasukkan serangga tersebut kedalam wadah yang berisi alcohol.
b.      Mengangkat serangga tersebut setelah serangga tidak bergerak lagi ke atas media stereofoam
c.       Menusuk bagian atas serangga tersebut dengan menggunakan jarum pentul, kemudian  mengamati bagian tubuhnya dari masing – masing spesimen ordo serangga hama dan spesimen hama gudang, yang digambar adalah :
-          Bentuk serangga secara keseluruhan
-          Per masing-masing bagian, yaitu sayap depan, dan belakang, kepala (caput), dada (thorax), perut (abdoment), dan kaki.
-          Melakukan pengklasifikasian (genus, spesies, ordo, dan familia)
-          Membuat resume singkat meliputi : gejala serangan, tanaman yang diserang dan biologi serangga tersebut (telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) dan mencantumkan dalam laporan.
d.      Gambar hasil pengamatan (per kelompok) dibuat sebagai laporan sementara ditanda tanganin oleh asisten yang bertugas.


IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.  Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil PengamatanPengenalan Ordo Serangga Hama dan Serangga Hama Gudang
No
Hama
Serangga
Klasifikasi/Ordo
Bagian
Tipe
Perkembangan
Tipe alat mulut
Gejala
1.
Belalang kayu
(Valanga nigricomis)
Orthoptera
Kepala, kaki, sayap, perut
Paurometabola
Menggigit - mengunyah
Serangan belalang kayu adalah daun yang dinamakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat, tinggal hanya tulang dan daun saja

2.
Walang Sangit
(Leptocorisa acuta)
Hemiptera
Kelapa, kaki, sayap, perut
Paurometabola
Menusuk - menghisap
Meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah
3.
Kumbang Kelapa  (Oryctes rhinoceros)
Coleoptera
Kelapa, kaki, sayap perut
Holometabola
Menggigit mengunyah
Nampak seakan-akan tergunting, akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun terbuka dan bentuk guntingan membentuk huruf V, hal ini merupakan ciri khas dari serangan kumbang ini
4.
Ulat tanah (Agrotis ipsilon)
Lepidoptera
Kepala, kaki, perut
Holometabola
Menggigit
Mengunyah
Membuat terowongan ke dalam rimpang dan terkadang batang palsu, mengganggu inisiasi akar, nutrisi tanaman dan transportasi air, mengakibatkan kekerdilan tanaman, pematangan tertunda, ukuran dan berat buah dan berat badan banyak berkurang, dan bahkan batang tanaman patah atau terguling.

5.
Kutu daun
(Aphis sp)
Homoptera
Kepala, ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap kaki dan perut
Paurometabola
Mengisap
Menusuk
Pada tanaman kapas, kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman pada bagian pucuk daun tanaman sehingga menyebabkan bentuknya abnormal dan keriting. Pada tanaman kentang seangan kutu daun menimbulkan gejalan daun memucat, berkeriput, dan lalu menggulung.
6.
Lalat buah
(Bactrocera dorsalis)
Diptera
Kepala, kaki, sayap, perut
Holometabola
Larva : Menggigit
Mengunyah Imago : Menjilat
Adanya noda/titik bekas tusukan pada permukaan kulit buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas di dalam buah dan menjadi larva. Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva inilah yang akan menimbulkan noda-noda di kulit buah dan berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya.
7.
Kepik
(Dasymus piperis)
Hemiptera
Kepala, sayap perut, kaki
Paurometabola
Menusuk
menghisap
Bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong. Serangan kepik hijau (Nezaraviridula) yang menyerang tanaman padi pada saat penggilingan menjadikan hasil panen yang menurun
8.
Kumbang beras (Sitophilus oryzae)
Coleoptera
Kelapa, sayap perut, kaki
Holometabola
Menggigit
Mengunyah
Butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.



4.2.   Pembahasan
1.      Belalang kayu (Valanga nigricomis) :
Siklus hidup belalang kayu adalah telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul. Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
Gejala serangan belalang kayu adalah daun yang dinamakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat, tinggal hanya tulang dan daun saja
Pengendalian serangan belalang kayu adalah secara mekanis dengan telur belalang didalam tanah diambil, demikian juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam, biologis pengendalian secara biologis dilakukan dengan merawat kumbang endol yang lawanya sebagai parasite telur belalang, kultur teknis pengendalian dengan kultur teknis adalah dengan pengaturan pada penanganan.
2.      Walang Sangit (Leptocorisa acuta) :
Dewasa walang sangit meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Pada tanaman padi daun bendera lebih disukai. Telur berbentuk oval dan pipih berwarna coklat kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak 12-16 butir. Lama periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition + 21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.
Kwalitas gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga sangat menurunkan kwalitas gabah.
Pengendalian secara kultur teknik sampai sekarang belum ada varietas padi yang tahan terhadap hama walang sangit. Berdasarkan cara hidup walang sangit, tanam serempak dalam satu hamparan merupakan cara pengendalian yang sangat dianjurkan. Dianjurkan beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5 bulan. Plot-plot kecil ditanam lebih awal dari pertanaman sekitarnya dapat digunakan sebagai tanaman perangkap. Setelah tanaman perangkap berbunga walang sangit akan tertarik pada plot tanaman perangkan dan dilakukan pemberantasan sehingga pertanaman utama relatif berkurang populasi walang sangitnya.
3.      Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) :
Siklus serangga ini bermetamorfosis sempurna dan berkembang biak agak lambat, total waktu yang diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya lebih dari satu tahun. Telur diletakkan di dalam material organik di sekitar tanaman yang dimakan dan menetas dalam waktu 8-12 hari. Stadia selanjutnya adalah larva, antara 80-200 hari. Sebelum berubah menjadi stadia pupa, perkembangannya didului dengan fase diam yang disebut pre-pupa selama 8-13 hari. Pupa berwarna coklat agak cerah dengan model hampir seperti serangga dewasa (kumbang). Setelah melalui masa pupa selama 17-30 hari, serangga ini berubah stadia menjadi serangga dewasa berupa kumbang dengan sayap depan mengeras (elytra). Kumbang bertahan hidup selama kurang lebih 6-7 bulan dengan memakan bagian tanaman hidup, seperti pucuk sawit.
       Gejala serangandaun yang terserang Oryctes sp nampak seakan-akan tergunting, akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun terbuka dan bentuk guntingan membentuk huruf V, hal ini merupakan ciri khas dari serangan kumbang ini. Stadia yang membahayakan adalah pada stadia dewasa (kumbang). Kumbang dewasa akan terbang keatas menuju bagian tajuk kelapa pada malam hari dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah bagian atas tajuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat atau kelima merupakan tempat masuk yang paling disukai.
Pengendalian secara mekanis, yaitu dengan melakukan kutip manual kumbang yang menyerang/ditemukan di pokok (TBM/pokok rendah) menggunakan alat kait dari besi.
4.      Ulat tanah (Agrotis ipsilon) :
Siklus hidup ulat tanah sama dengan jenis hama ulat lainnya. Dalam satu generasi, diselesaikan dalam waktu antara 28-42 hari. Ngengat dewasa meletakkan telurnya di permukaan daun tanaman, tangkai daun, maupun tangkai batang. Kemudian telur menetas dan berubah menjadi larva. Saat malam hari, larva memakan tanaman muda untuk melangsungkan hidupnya, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah, dibalik mulsa, maupun pada bongkahan tanah. Selanjutnya ulat besar akan berubah menjadi kepompong, dan keluar menjadi ngengat dewasa yang akan segera bertelur lagi, demikian seterusnya.
Gejala serangan larva membuat terowongan ke dalam rimpang dan terkadang batang palsu, mengganggu inisiasi akar, nutrisi tanaman dan transportasi air, mengakibatkan kekerdilan tanaman, pematangan tertunda, ukuran dan berat buah dan berat badan banyak berkurang, dan bahkan batang tanaman patah atau terguling.
Pengendalian secara kultur teknis dapat dilakukan dengan melakukan penanaman pada lahan yang bersih dan dengan material yang bebas hama, Menggunakan plantlet kultur jaringan, merendam tunas yang akan ditanam dalam air panas bersuhu 52-55° C selama 15-27 menit.
5.      Kutu daun (Aphis sp) :
Siklus hidup kutu daun dimulai dari telur yang menetas pada umur 3 sd 4 hari setelah diletakan. Telur menetas menjadi larva dan hidup selama 14 sampai dengan 18 hari dan berubah menjadi imago. Imago kutu daun mulai bereproduksi pada umur 5 sd 6 hari pasca perubahan dari larva menjadi imago. Imago kutu daun dapat bertelur sampai 73 telur selama hidupnya.
Gejala yang ditimbulkan dari serangan kutu daun bervariasi tergantung jenis tanaman yang diserang. Pada tanaman kapas, kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman pada bagian pucuk daun tanaman sehingga menyebabkan bentuknya abnormal dan keriting. Pada tanaman kentang serangan kutu daun menimbulkan gejalan daun memucat, berkeriput, dan lalu menggulung. Pada tanaman cabai, serangan kutu daun menyebabkan perkembangan daun dan bunga yang terserang menjadi terhambat. Pada tanaman apel, serangan kutu daun menyebabkan daun berkerut, menggulung, dan akhirnya keriting. Selain itu bunga buah tanaman aple menjadi gugur.
Mengendalikan dan mencegah kerusakan yang disebabkan oleh kutu daun pada tanaman hias adalah : Memanfaatkan air, selalu siram tanaman pot Anda dengan rutin, usahakan menyiram seluruh bagian daun sehingga kutu daun tidak akan sempat merusak tanaman .Menggunakan cabe dan bawang putih, caranya haluskan cabe dan bawang putih kemudian rendam di dalam air, air rendaman bisa untuk menyemprot tanaman dan membasmi kutu daun. Menggunakan kepik, letakkan kepik di sekitar tanaman pot Anda yang merupakan predator bagi kutu daun.
6.      Lalat buah (Bactrocera dorsalis) :
Siklus hidup lalat buah mempunyai empat stadium  yaitu telur, larva, pupa dan imago (serangga dewasa). Seperti yang telah disebutkan, lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan ovipositornya (alat peletak telur). Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, diletakkan berkelompok 2 – 15 butir dan dalam waktu ± 2 hari.  Telur yang diletakkan di dalam buah akan menetas menjadi 1arva. Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200 – 1500 butir. Larva berwarna putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah satu ujungnya runcing. Larva terdiri atas tiga instar, dengan lama stadium larva 6 – 9 hari. Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjadi pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang ± 5 mm dan lama  stadium pupa 4 – 10 hari. Imago rata-rata berukuran panjang  ± 7 mm, lebar ± 3 mm dengan warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi misalnya oranye, merah kecoklatan, coklat,  atau hitam.  Demikian pula sayapnya transparan dengan  bercak-bercak pita (band) yang bervariasi merupakan ciri  masing-masing spesies lalat buah.  Pada lalat betina ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur,  sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat.  Secara keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar ± 25 hari.
Adanya noda/titik bekas tusukan pada permukaan kulit buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas di dalam buah dan menjadi larva. Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva inilah yang akan menimbulkan noda-noda di kulit buah dan berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya. Saat buah yang terserang kita belah, akan telihat belatung atau larva lalat buah. Larva akan merusak daging buah sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak. Buah yang gugur ini akan menjadi biang serangan generasi berikutnya jika tidak kita musnahkan dengan segera. Bila buah yang terserang tersebut kita bedah, biasanya akan ditemukan larva lalat buah.
Beberapa cara pengendalian hama lalat buah yang bisa diupayakan di antaranya : melalui penetapan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yakni peraturan karantina antar area/wilayah/negara untuk tidak memasukkan buah yang terserang dari daerah endemis. Sebagai contoh, pemerintah melarang impor buah-buahan dan sayuran dari negara di mana merupakan daerah endemis lalat buah. Secara kultur teknis pemeliharaan tanah memelihara tanaman dengan baik di antaranya melakukan mengolah dan merawat tanah secara berkala. Pencacahan tanah di bawah tajuk pohon dapat menyebabkan pupa lalat buah yang terdapat di dalam tanah terkena sinar matahari dan akhirnya mati dan lain-lainnya.
7.      Kepik (Dasymus piperis) :
Siklus hidup serangga ini berwarna hijau, memiliki sepasang antenna, memiliki sepasang sayap yang berbentuk bangun segitiga, memiliki mata fasek, memiliki tiga pasang tungkai. Panjang kepik hijau sekitar 16 mm. Telur diletakkan berkelompok pada permukaan bawah daun. Nimfa terdiri-dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Siklus hidup: 4 – 8 minggu: - Telur 5 – 7 hari - Larva: 21 – 28 hari.
Gejala serangan kepik hijau bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong. Serangan kepik hijau yang menyerang tanaman padi pada saat penggilingan menjadikan hasil panen yang menurun, hal ini otomatis menyebabkan kerugian materil karna hasil yang didapat tidak sesuai dengan jumlah bulir-bulir padi.
Pengendalian menggunakan musuh alami : jenis tabuhan Ooencyrtus malayensis Ferr. dan Telenomus sp. merupakan parasit pada telur kepik hijau.
pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.
8.      Kumbang beras (Sitophilus oryzae) :
Daur hidup dari telur sampai dewasa lebih kurang 26 hari. Sementara itu, umur kumbang bisa mencapai 3-5 bulan. Jika tidak diberi makanan kumbang betina masih bisa hidup sampai satu bulan. Perkembangannya umumnya bisa pada temperatur 17-34 derajat dengan  kelembapan relatif 15-100 %. Perkembangan optimum terjadi pada temperatur 30 derajat dana kelembapan relatif 70 %. Jika kelembapan relatif melebihi 15 %, kumbang beras ini akan berkembang cepat.
Akibat dari serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu dengan pengeringan yang sempurna.


V.                PENUTUP
5.1.   Kesimpulan
1.    Hama terbagi dalam beberapa ordo yaitu ordo orthoptera alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3 stadia (telur-nimfa-imago). Contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), ordo hemiptera paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap adalah : kepik buah jeruk, ordo homoptera tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain; wereng coklat (Nilaparvta lugens), ordo diptera metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong –imago). Tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain :lalat buah (Bactrocera sp), ordo lepidoptera tipe alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago), dan ordo coleoptera perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago).  Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) antara lain : kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L).
2.    Macam – macam serangga hama yang menyerang produk pertanian dalam gudang. Hama gudang hidup dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan di gudang. Pada umumnya hama gudang yang menyerang berasal dari ordo Coleoptera. Pada umumnya morfologi hama kumbang terdiri dari caput, antena, alat    mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan, tungkai tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Pada umumnya hama gudang menyerang produk dengan meletakkan telurnya dalam produk dan ketika telur tersebut menetas larvanya akan memakan produk dan menyebabkan lubang-lubang pada produk. Pada umumnya alat mulut yang dimiliki oleh hama gudang adalah tipe penggigit dan pengunyah karena produk yang telah terserang akan tampak berlubang-lubang akibat digigit oleh hama gudang itu.
5.2.   Saran
Saran untuk praktikum kedepanya yaitu, setiap materi yang di berikan lebih jelas lagi dan mudah di mengerti.


DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar