II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian dan Penggolongan Pestisida
Pestisida secara
umum diartikan sebagai bahan kimia beracun yang digunakan untuk
mengendalikan jasad penganggu yang merugikan kepentingan manusia. Dalam
sejarah peradaban manusia, pestisida telah cukup lama digunakan terutama dalam
bidang kesehatan dan bidang pertanian. Di bidang kesehatan, pestisida merupakan
sarana yang penting. Terutama digunakan dalam melindungi manusia dari gangguan
secara langsung oleh jasad tertentu maupun tidak langsung oleh berbagai vektor
penyakit menular. Berbagai serangga vektor yang menularkan penyakit berbahaya
bagi manusia, telah berhasil dikendalikan dengan bantuan pestisida. Dan berkat
pestisida, manusia telah dapat dibebaskan dari ancaman berbagai penyakit
berbahaya seperti penyakit malaria, demam berdarah, penyakit kaki gajah, tiphus
dan lain-lain (Ika
Rochidjatun. 1990).
Pestisida dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
antara lain akarisida, algasida, bakterisida, fungisida, herbisida,
insektisida, molluskisida, nematisida, ovisida, pedukulisida, piscisida,
predisida, rodentisida, termisida, silvisida, dan larvasida (Ika Rochidjatun. 1990).
2.2
Bentuk – Bentuk
Formulasi Pestisida
Bentuk cair adalah formulasi pestisida
dalam bentuk cair dapat dibedakan menjadi EC (Emulsifiable Cocentrate atau
Emulsible Cocentrate), Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble
Concentrate (WSC), Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC), Soluble
(SL), Flowable (F), dan Ultra Low Volume (ULV). EC (Emulsifiable Cocentrate
atau Emulsible Cocentrate). Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair
dengankonsentrasi bahan aktifd yang cukup tinggi. Kosentrasi ini jika dicampur
dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media
cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula
digunakan dengan cara lain. Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water
Soluble Concentrate (WSC). Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decamp[ur air tidsak
membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini
digunakan dengan cara disemprotkan. Aeous Solution (AS) atau Aquaous
Concentrate (AC). pekatan ini diarutkan dalam air. Persisida yang diformulasi
dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai
kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini juga dighunakan dengan cara
disemprot. Soluble (SL). Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk
larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat
mengacu pada formulasi slurry. Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW).
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F
atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP
yang dibasahkan. Ultra Low Volume (ULV). Sediaan khusus untuk penyemprotan
dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5
liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur
dengan air (Sukman,
2002).
Bentuk padat adalah formulasi pestisida
dalam bentuk padat diantaranya adalah Wettable Powder (WP), Soluble powder (S
atau SP), Butiran (G), Water Dipersible Granule (WG atau WDG), Seed dreesing
(SD) atau Seed Treatment (ST), Tepug Hembus atau Dust (D), dan Umpan atau bait
(B) ready Mix Bait (RB atau RMB). Wettable Powder (WP). Formulasi WP bersama EC
merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP
adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi
yang penggunaannya dengan cara disemprot. Soluble powder (S atau SP). Formulasi
bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida
ini juga digunakand enga cara disemprotkan. Butiran (G). Butiran yang umumnya
merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran
digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan
atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan
tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand
granular. Water Dipersible Granule (WG atau WDG) . WDG atau WG berbentuk
butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus
diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan. Seed dreesing (SD)
atau Seed Treatment (ST). Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk
perawatan benih. Berbeda dengan Tepung Hembus atau Dust (D). Sediaan siap pakai
dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan. Sedangkan
Umpan atau bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB). umpan merupakan formulasi
siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida (Sukman, 2002).
2.3
Teknik Aplikasi dan Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan
Dalam Penggunaan Pestisida
Cara
mengaplikasikan pestisida bermacam-macam diantaranya adalah penyemprotan (spraying),
pengabut, dusting (pengembus), penyebaran butiran, penuangan atau penyiraman
(pour on), injeksi batang, impregnasi, fumigasi, dan dipping. Penyemprotan
(spraying), merupakan metode yang palingbanyak digunakan. Biasanya digunakan
100-200 literenceran insektisida per ha. Paling banyak adalah 1000liter/ha
sedang paling kecil 1 liter/ha seperti dalam ULV. Pengabut, formulasi yang
digunakan hamper sama dengan penyemprotan namun biasanya digunakan low volume
yang artinya volume cairan yang digunakan pada pengabut jauh lebih rendah dari pada penyemprotan biasa,
konsentrasinya cukup tinggi. Dusting (pengembus), untuk hama rayapkayu kering
Cryptotermes, dusting sangat efisien bila dapat mencapai koloni karena racun
dapat menyebar sendiri melalui efek perilaku trofalaksis. Penyebaran butiran,
pestisida yang digunakan berbentuk granular biasanya dilakukan dengan alat
penyebar dan atau alat penyebar (spreader). Penuangan atau penyiraman (pour on)
misalnya untuk membunuh sarang (koloni) semut, rayap, serangga tanahdi
persemaian dsb. Injeksi batang, dengan insektisida sistemik bagi hamabatang,
daun, penggerek dll. Dipping, perendaman / pencelupan seperti untuk biji
/benih, kayu. Sedangkan Fumigasi, penguapan, misalnya pada hama gudang atauhama
kayu. Dan Impregnasi, merupakan metode dengan tekanan (pressure) misalnya dalam pengawetan kayu (Sukman, 2002).
Penggunaan
pestisida harus mengikuti lima kaidah, yaitu : 1). Tepat sasaran artinya
Organisme Pengganggu Tanaman
(OPT) sasaran harus diketahui jenis (species) nya secara cepat. Dengan demikian
dapat ditentukan jenis pestisida yang tepat yang perlu digunakan.
Contoh: Apabila OPT yang menyerang adalah serangga, maka dipilih insektisida. Apabila yang menyerang adalah
tungau, maka dipilih akarisida ; 2). Tepat Jenis setelah diketahui OPT
sasaran yang akan dikendalikan dan jenis pestisida yang sesuai, maka perlu
dilakukan pemilihan jenis pestisida yang tepat. Contoh : Untuk mengendalikan
ulat grayak (Spodoptera litura), digunakan insektisida Lufenuron, Sihalotrin,
dsb ; 3). Tepat
waktu penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus
dilakukan berdasarkan hasil pemantauan/pengamatan rutin, yaitu jika populasi
hama atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang Ekonomi (Ambang
Pengendalian). Hal ini disebabkan karena keberadaan hama atau penyakit pada
pertanaman belum tentu secara ekonomis akan menimbulkan kerugian. Penyemprotan
pestisida dilakukan pada pagi hari tetapi sebaiknya dilakukan pada
sore hari, karena pada umumnya OPT (Khususnya serangga hama) pada tanaman cabai
aktif
pada sore/malam hari ; 4). Tepat dosis/konsentrasi adalah
dosis pestisida adalah banyaknya pestisida atau larutan semport yang digunakan
dalam setiap satuan luas, sedangkan konsentrasi pestisida adalah takaran
pestisida yang harus dilarutkan dalam setiap liter air (bahan pelarut). Daya
bunuh pestisida terhadap OPT ditentukan oleh dosis atau konsentrasi pestisida
yang digunakan. Dosis atau konsentrasi yang lebih rendah atau lebih tinggi
daripada yang dianjurkan akan memacu timbulnya OPT yang resisten terhadap
pestisida yang digunakan ; 5). Tepat cara penggunaan adalah
keberhasilan pengendalian OPT ditentukan pula oleh cara penggunaan atau penyemprotan
pestisida (Anonim,
1984).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil
pengamatan pengenalan pestisida dan aplikasinya
No
|
Golongan
|
Nama dagang
|
Nama umum
Bahan aktif
|
Formulasi
|
OPT Sasaran
|
Teknis aplikasi
|
1
|
Bakterisida
|
Agrept
|
Streptumram
Sulfat 20%
|
20 WP
|
Layu pseodemones
sotane cearum
|
Penyemprotan
|
2
|
Herbisida
|
Polaris
|
Monoamonium glrsufat 200 g/l
|
200/8 As
|
Gulma daun lebar Bornera
alata
Gulma daun sempit
Ottachloa nodosa
|
Penyemprotan
|
3
|
Fungisida
|
Dithane
|
Mankozed 430 g/l
|
430 wp
|
Kakao busuk
Penyakit buah Pytopthera
palmovora
Busuk daun kentang pytophtera
infestans
|
Penyemprotan
|
4
|
Insektisida
|
Petrogenol
|
Metil eugenul 800 %
|
800 L
|
Lalat buah pada cabai
Dacus ferrugineus
Lalat buah pada mangga Dacus sp
|
Perangkap
|
5
|
Fungisida
|
Ridumil
|
Metalaksil 35%
|
35 D
|
Buta Scleoruspora maydis
|
Pengembusan
|
6
|
Herbisida
|
Gramaxone
|
Parakuat drcklorich 276 g/l
|
276 EC
|
Teki cyperus
rotudus
Padi sawah cyperus sp
|
Penyemprotan
|
7
|
Fungisida
|
Agrifos
|
Asam fosfit 400 g/l
|
400A
|
Kentang : penyakit busuk daun
|
Penyemprotan
|
8
|
Insektisida
|
Dursbau
|
Klorpirifos 200 g/l
|
200 EC
|
Bawang merah hama
(ulat gryak)
|
Penyemprotan
|
9
|
Fungisida
|
Dithane M-45
|
Mankozeb 80%
|
M-45
|
Kacang tanah penyakit bercak daun
|
Penyemprotan
|
10
|
Rodentisida
|
Rackus
|
Mesu phide
|
80 p
|
Tikus sawah rattus
argentivates
|
Penyebaran butiran
|
11
|
Insektisida
|
Bancol
|
Bensultap 50%
|
50 WP
|
Perusak daun plutella
xylostella
|
Penyemprotan
|
12
|
Fungisida dan zat pengatur tumbuh
|
Fujiwan 400 fc
|
Isoprothiolane 400 g/l
|
400 EC
|
Penyakit bias (pyricularia
oryzae) pada tanaman padi
|
Penyemprotan
|
13
|
Insektisida
|
Dharmabas
|
BPMC 500 G/L
|
500 EC
|
Padi wereng coklat nilaparvata
lugens
Bawang merah ulat grayak spodeptera elcigua
|
Penyemprotan
|
14
|
Insektisida
Nematisida
Fungisida
|
Basamid – G
|
Dazamet 98 %
|
98 G
|
Tembakau (agrotis
sp) kubis (plasmodiophora brassicae)
|
Ditabur
|
15
|
Fungisida
|
Daconil
|
Klorotaloni 75%
|
75 WP
|
Bercak ungu pada bawang merah (altenaria porri)
Cacar daun pada teh (exobasidium vexans)
|
Penyemprotan
|
16
|
Fungisida
|
Antracol
|
Propineb 70,5%
|
70 WP
|
Bercak ungu (altenaria
alii)
Pada bawang (allium)
Bercak daun (cercospora
arachidicola) dan (c.personata)
pada kacang tanah (arachis hypogaeal)
|
Penyemprotan
|
17
|
Insektisida
|
Indovin 85 sp
|
Karbari c 85%
|
80 sp
|
Ulat grayak (spocoptera
litora)
Penghisap daun (helopestis
sp)
|
Penyemprotan
|
4.2
Pembahasan
4.2.1
Agrept
Gambar 1. Agrept
Sumber : Dokumentasi
pribadi
Pestisida
golongan bakterisida, nama dagang Agrept, nama umum bahan aktif Stroptomisin
Sulpat 20 % formulasinya 20 wp OPT sasarannya yaitu Layu Pseodomones sotanecearum pada tanaman tomat daan teknis aplikasinya
dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama menjadi kebal
(resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu bahan kimia di
dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran lingkungan (air dan
tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan, harganya mahal,
matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang berguna.
4.2.2
Polaris
Gambar 2. Polaris
Sumber : Dokumentasi
pribadi
Pestisida
golongan herbisida dengan nama dagang polaris, nama umum bahan aktif yaitu
monoamanicum glosofat 200 g/l formulasinya 200/8 As, OPT sasarannya Gulma daun
lebar Bornera alata Gulma daun sempit
Ottacchlora nadosa dan teknis
aplikasinya yaitu dengan cara disemprot.
Kuntungan dari
pestisida ini adalah untuk mening katkan produksi. Adanya pestisida memberi
manfaat dan keuntungan. Diantaranya, cepat menurunkan populasi jasad penganggu
tanaman dengan periode pengendalian yang lebih pan jang, mudah dan praktis cara
penggunaannya, mudah diproduksi secara besar-besaran serta mudah diangkut dan
disimpan. Dan kerugiannya adalah Pestisida berpengaruh negatif terhadap
kesehatan manusia. Apabila penggunaan pestisida tanpa diimbangi dengan
perlindungan dan pera watan kesehatan, orang yang sering berhubungan dengan
pestisida secara lambat laun akan terpengaruhi kesehatannya. Pestisida meracuni
manusia tidak hanya pada saat pestisida itu digunakan, tetapi juga saat
mempersiapkan, atau sesudah melakukan penyemprotan.
4.2.3
Dithane
Gambar 3. Dithane
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida, dengan nama dagang dithane nama
umum bahan aktif yaitu asam parakuat
mankozed 430 g/l formulasinya 430 WP, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu kakao busuk
penyakit buah Pytopthera palmovora busuk
daun kentang pytophtera infestans
dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.4
Petrogenol
Gambar 4. Petrogenol
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan insektisida, dengan nama dagang petrogenol
nama umum bahan aktif yaitu asam parakuat metil
eugenul 800 % formulasinya 800 L, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu lalat buah pada cabai Dacus
ferrugineus lalat buah pada mangga Dacus
sp
dengan cara diperangkap.
Keuntungan
penggunaan pestisida ini adalah cepat menurunkan
populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih
panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara
besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan, selain itu secara
ekonomi penggunaan pestisida ini relatif menguntungkan.
Sedangkan kekurangannya adalah pertisida ini tidak
saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran, tetapi juga dapat
bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman,
ternak dan organisma berguna lainnya, selain itu dalam penggunaan jangka
panjang dan dengan dosis berlebihan akan menyebabkan pencemaran karena adanya residu yang
tertinggal di lingkungan fisik dan biotis di sekitar kita, sehingga akan
menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun. Selain itu, kekurangan pestisida ini dapat meningkatkan
perkembangan populasi jasad penganggu tanaman dengan timbulnya ketahanan
(resistensi) hama, resurgensi hama, dan ledakan populasi hama sekunder.
4.2.5
Ridomil
Gambar 5. Ridomil
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida, dengan nama dagang ridomil nama
umum bahan aktif yaitu asam parakuat
drcklorich 276 g/l formulasinya 276 EC, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu teki cyperus
rotudus padi sawah cyperus sp dengan cara disemprot.
Keuntungan
penggunaan pestisida ini adalah cepat menurunkan
populasi jasad penganggu tanaman dengan periode pengendalian yang lebih
panjang, mudah dan praktis cara penggunaannya, mudah diproduksi secara
besar-besaran serta mudah diangkut dan disimpan, selain itu secara
ekonomi penggunaan pestisida ini relatif menguntungkan.
Sedangkan kekurangannya adalah pertisida ini tidak
saja bersifat racun terhadap jasad pengganggu sasaran, tetapi juga dapat
bersifat racun terhadap manusia dan jasad bukan target termasuk tanaman,
ternak dan organisma berguna lainnya, selain itu dalam penggunaan jangka
panjang dan dengan dosis berlebihan akan menyebabkan pencemaran karena adanya residu yang
tertinggal di lingkungan fisik dan biotis di sekitar kita, sehingga akan
menyebabkan kualitas lingkungan hidup manusia semakin menurun.
4.2.6
Gramaxone
Gambar 6. Gramaxone
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan herbisida, dengan nama dagang gramaxone nama umum bahan aktif
yaitu asam parakuat drcklorich 276 g/l
formulasinya 276 EC,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu
Teki cyperus rotudus padi sawah
cyperus sp dengan cara disemprot.
Keuntungan
dengan adanya pestisida ini adalah
mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertania, dan juga diperlukan
dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang
lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor
(penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam
bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang
lain. Dan kerugiannya adalah estisida meningkatkan perkembangan populasi jasad
penganggu tanaman.
4.2.7
Agrifos
Gambar 7. Agrifos
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida golongan fungisida,
dengan nama dagang agrifos nama
umum bahan aktif yaitu asam fosfit 400 g/l
formulasinya 400A, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu kentang : penyakit busuk daun dengan
cara disemprot.
Keuntungan dari
pestisida ini adalah untuk mencegah dan
mengendalikan cendawan Phytopthora dan embun tepung pada tanaman anggur,
kentang, tomat, nenas, kelapa dan tembakau di pembibitan. Dan kerugiannya adaah
untuk mengurangi populasi hama. Akan tetapi dalam kenyataannya, sebaliknya
malahan sering meningkatkan populasi jasad pengganggu tanaman, sehingga tujuan
penyelamatan kerusakan tidak tercapai. Hal ini sering terjadi, karena kurang
pengetahuan dan perhitungan tentang dampak penggunaan pestisida.
4.2.8
Drusban
Gambar 8. Drusban
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan insektisida, dengan nama dagang drusban nama umum bahan aktif
yaitu klorpirifos 200 g/l
formulasinya 200 EC,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu bawang
merah hama (ulat gryak) dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.9
Dithane
M-45
Gambar 9. Dithane
M-45
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida, dengan nama dagang dithane M-45 nama umum
bahan aktif yaitu mankozeb 80% formulasinya M-45,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu kacang tanah
penyakit bercak daun dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.10
Racus
Gambar 10. Racus
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan rodentisida, dengan nama dagang racus nama umum bahan
aktif yaitu mesu phide
formulasinya 80 P,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu
tikus sawah rattus argentivates
dengan cara ditabur.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.11
Bancol
Gambar 11. Bancol
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan insektisida, dengan nama dagang bancol nama umum bahan
aktif yaitu bensultap 50% formulasinya 50 WP,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu perusak daun plutella xylostella
dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.12
Fujiwan
Gambar 12. Fujiwan
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida dan zat pengatur tumbuh, dengan
nama dagang fujiwan
nama umum bahan aktif yaitu isoprothiolane
400 g/l formulasinya 400 EC, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu penyakit bias (pyricularia oryzae) pada tanaman padi dengan cara disemprot.
Keuntungan
dengan adanya pestisida ini tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad
pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang
kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam
bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit
manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan
terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Dan
keugiannya adalah mengakibatkan hama menjadi kebal, sehingga mngakibatkan
petani untuk meningkatkan dosisnya agar hama tersebut bisa dikendalikan.
4.2.13
Dharmabas
Gambar 13. Dharmabas
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan insektisida, dengan nama dagang dharmabas nama umum bahan aktif
yaitu bpmc 500 g/l formulasinya 500 EC,
OPT sasarannya dan teknis aplikasinya yaitu padi wereng coklat nilaparvata lugens bawang merah ulat
grayak spodeptera elcigua
dengan cara disemprot.
Keuntungan dari pestisida ini adalah Memiliki
pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan napsu makan serangga walaupun jarang
menyebabkan kematian, dan Memiliki spectrum pengendalian yang luas (racun
lambung dan syaraf) dan bersifat selektif. Dan kerugiannya adalah Pestisida
berpengaruh buruk terhadap kualitas lingkungan, Kondisi ini secara tidak
langsung dapat menyebabkan pengaruh negatif terhadap organisma bukan sasaran.
Oleh karena sifatnya yang beracun serta relatif persisten di lingkungan, maka
residu yang ditinggalkan pada lingkungan menjadi masalah. Residu pestisida
telah ditemukan di dalam tanah, ada di air minum, air sungai, air sumur, maupun
di udara.
4.2.14
Basamid
G
Gambar 14. Basamid
G
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan insektisida, nematisida, fungisida, dengan
nama dagang basamid
G nama umum bahan aktif yaitu dazamet 98 % formulasinya 98 G, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu tembakau (agrotis sp)
kubis (plasmodiophora brassicae)
dengan cara ditabur.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.15
Daconil
Gambar 15. Daconil
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida, dengan nama dagang daconil, nama umum bahan aktif
yaitu klorotaloni 75% formulasinya 75 WP, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu bercak ungu pada bawang merah (altenaria porri) cacar daun pada teh (exobasidium vexans) pada
kacang tanah (arachis hypogaeal)
dengan cara disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.16
Antracol
Gambar 16. Antracol
Sumber
: Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan fungisida, dengan nama dagang antracol, nama umum bahan aktif
yaitu propineb 70,5% formulasinya 70 WP, OPT sasarannya dan
teknis aplikasinya yaitu bercak ungu (altenaria alii) pada bawang (allium) bercak daun (cercospora arachidicola) dan (c.personata) pada kacang tanah (arachis hypogaeal)
dengan cara disemprot.
Keuntungan dari pestisida jenis ini adalah mudah di dapatkan
di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di beri
pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan daya racunnya
tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya adalah hama
menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi), penumpukan residu
bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami, pencemaran
lingkungan (air dan tanah) oleh residu bahan kimia, tidak ramah lingkungan,
harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya organisme yang
berguna.
4.2.17
Indovin
85 sp
Gambar 17. Indovin 85 sp
Sumber : Dokumentasi pribadi
Pestisida
golongan Insektisida, dengan nama dagang Indovin 85 sp, nama umum
bahan aktif yaitu Karbari c 85% formulasinya
80 sp, OPT sasarannya ulat grayak (spocoptera
litora) penghisap daun (helopestis
sp) dan teknis aplikasinya yaitu dengan cara
disemprot.
Secara umum, keuntungan pestisida jenis ini adalah mudah di
dapatkan di berbagai tempat, zatnya lebih cepat bereaksi pada tanaman yang di
beri pestisida, kemasan lebih praktis, bersifat tahan lama untuk disimpan, dan
daya racunnya tinggi (langsung mematikan bagi serangga). Sedangkan kerugiannya
adalah hama menjadi kebal (resisten), peledakan hama baru (resurjensi),
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan (air dan tanah ) oleh residu bahan kimia, tidak ramah
lingkungan, harganya mahal, matinya musuh alami hama tanaman, dan matinya
organisme yang berguna.
4.2.18
Biopestisida
Ekstrak Daun Pepaya
Gambar 18.Biopestisida
Ekstrak Daun Pepaya
Sumber : Dokumentasi
Pribadi
Daun pepaya (carica papaya) mengandung berbagai zat,
antara lain : vitamin A18250 Sl, vitamin B1 0,5 mg, vitamin C 140 mg, kalori 79
kal, protein 8,0 gram, hidrat arang 11,9 gram, lemak 2 gram, kalsium 353 mg,
fosfor 63 mg, besi 0,8 mg, air 75,4 gram, papayotin, kautsyuk, karpain,
karposit. Pestisida alami dari ekstrak daun
pepaya emiliki beberapa manfaat, antara lain : dapat digunakan untuk
mencegah hama seprti aphid, rayap, hama kecil dan ulat bulu. Daun pepaya
mengandung bahan aktif “Papain”, sehingga efektif untuk mengendalikan “ulat dan
hama penghisap”.
Kelebihan dari
biopestisida ekstrak daun papaya adalah mudah terurai, ramah lingkungan, bahan
yang digunakan melimpah dan mudah didapatkan dan dosisnya tidak terlalu besar
sedangkan kerugiannya adalah tidak
tahan dalam penyimpanan jangka panjang dan daya kerjanya lama.
Perhitungan
Kalibirasi Biopestisida :
K = Jumlah 1 +
Jumlah 2 + Jumlah 3
3
K = 30 ml + 32 ml
+ 33 ml
3
K = 95
3
K = 31,66 ml