I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Deskripsi kendala serangan hama di
lapangan dan pada saat penyimpanan adalah dengan
adanya suatu ekosistem terjadi hubungan timbal balik baik intra maupun antar spesies, yang disebut sebagai rantai makanan. Prinsip pengendalian hayati adalah pengendalian serangga hama
dengan cara biologi, yaitu dengan
memanfaatkan musuh-musuh alaminya (agen pengendali biologi), seperti predator, parasit dan patogen. Pengendalian hayati
memiliki keuntungan dan kelemahan. Dilihat dari fungsinya musuh alami dapat dikelompokkan
menjadi, parasitoid, predator dan
patogen. Predator merupakan organisme yang hidup bebas dengan memakan, membunuh atau memangsa serangga lain. Patogen adalah
golongan mikroorganisme atau jasad
renik yang menyebabkan serangga sakit dan akhirnya mati. Mikroorganisme yang dapat menjadi patogen adalah virus, bakteri, protozoa,
jamur, riketzia dan nenatoda. Pengelolaan
ekosistem dengan cara bercocok tanam, penggunaan varietas yang tahanhama OPT,
pengendalian secara fisik atau mekanik, Pengendalian secara genetik, penggunaan pestisida secara selektif, Penggunaan OPT
dengan peraturan atau karantina, ini merupakan teknologi PHT (Ilato. dan M. F. Dien dan C. S. Rante. 2012).
Pengertian
OPT (Organisme pengganggu tanaman) adalah semua organisme yang dapat merusak,
mengganggu kehidupan, ataupun menyebabkan kematian pada tanaman. Dan OPT dibagi
menjadi tiga, yaitu : Hama, adalah organisme pengganggu berupa binatang yang
menyebabkan kerusakan pada tanaman. Contohnya, babi, tikus, tungau, gajah, dll.
Patogen, adalah mikro organisme yang dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman
berupa penyakit. Contoh, bakteri, jamur. Gulma, adalah tumbuhan yang mengganggu
tanaman yang yang dibudidayakan, karena menyebabkan kompetisi antara tanaman,
namun jika tidak terjadi kompetisi antara tanaman tersebut berarti bukanlah
gulma (Agroforestri, 2011).
Manfaat
mempelajari ordo serangga hama dan hama gudang adalah mengetahui cara pengendalian
hama sebagai berikut pengendalian hama kumbang beras ini adalah melakukan penjemuran
produk simpanan pada terik matahari, diharapkan dengan adanya penjemuran ini
hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat
penyimpanan, dan dengan melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan dan
dapat cara tepat untuk pengendalian ordo serangga hama dan hama gudang.
1.2. Tujuan Praktikum
a.
Untuk pengenalan serangga
hama dan ordo serangga hama, baik dari morfologi tubuh, tipe mulut, daur hidup,
tipe perkembangbiakan, siklus dan mekanisme penyerangannya sehingga dapat
diketahui cara yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.
b.
Mengetahui macam – macam
serangga hama yang menyerang produk pertanian dalam gudang, mengenal bagian
tubuh, mengetahui daur hidup, dan mengetahui mekanisme serangan serangga hama
tersebut.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1.
Filum
Yang Berpotensi Sebagai Hama
2.1.1 Filum Aschelminthes yang banyak dikenal berperan sebagai hama
tanaman (bersifat parasit) adalah anggota klas Nematoda. Namun, tidak semua
anggota klas Nematoda bertindak sebagai hama, sebab ada di antaranya yang
berperan sebagai nematoda saprofag serta sebagai nematoda predator (pemangsa),
yang disebut terakhir ini tidak akan dibicarakan dalam uraian-uraian
selanjutnya.Ditinjau dari susunannya, maka bentuk stylet dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu tipe stomatostylet dan odonostylet. Tipe stomatostylet
tersusun atas bagian-bagian conus
(ujung), silindris (bagian
tengah)dan knop stylet (bagian
pangkal). Tipe stylet ini dijumpai pada nematoda parasit dari ordo Tylenchida (Nurdiansyah,2011).
2.1.2 Filum Mollusca ini yang anggotanya berperan sebagai hama
adalah dari klas Gastropoda yang salah satu jenisnya adalah Achatina fulica Bowd atau bekicot,
Pomacea ensularis canaliculata
(keong emas). Binatang tersebut memiliki tubuh yang lunak dan dilindungi oleh
cangkok (shell) yang keras. Pada bagian anterior dijumpai dua pasang antene
yang masing-masing ujungnya terdapat mata. Pada ujung anterior sebelah bawah
terdapat alat mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Lubang
genetalia terdapat pada bagian samping sebelah kanan, sedang anus dan lubang
pernafasan terdapat di bagian tepi mantel tubuh dekat dengan cangkok/shell. Bekicot atau siput bersifat hermaprodit,
sehingga setiap individu dapat menghasilkan sejumlah telur fertil. Bekicot
aktif pada malam hari serta hidup baik pada kelembaban tinggi. Pada siang hari
biasanya bersembunyi pada tempat-tempat terlindung atau pada dinding-dinding
bangunan, pohon atau tempat lain yang tersembunyi (Nurdiansyah, 2011).
2.1.3 Filum Chordata
yang umum dijumpai sebagai hama tanaman adalah dari klas Mammalia (Binatang
menyusui). Namun, tidak semua binatang anggota klas Mammalia bertindak sebagai
hama melainkan hanya beberapa jenis (spesies) saja yang benar-benar merupakan
hama tanaman. Jenis-jenis tersebut antara lain bangsa kera (Primates), babi
(Ungulata), beruang (Carnivora), musang (Carnivora) serta bangsa binatang
pengerat (ordo rodentina). Anggota ordo Rodentina ini memiliki peranan penting
sebagai perusak tanaman, sehingga secara khusus perlu dibicarakan tersendiri,
yang meliputi keluarga bajing dan tikus (Nurdiansyah,2011).
2.1.4 Filum Arthopoda
merupakan filum terbesar di antara filum-filum yang lain karena lebih dari 75 %
dari binatang-binatanag yang telah dikenal merupakan anggota dari filum ini.
Karena itu, sebagian besar dari jenis-jenis hama tanaman juga termasuk dalam
filum Arthropoda. Anggota dari filum Arthropoda yang mempunyai peranan penting
sebagai hama tanaman adalah klas Arachnida (tunggau) dan klas Insecta atau
Hexapoda (serangga) (Nurdiansyah,2011).
2.2.
Ordo
Serangga Hama ( Tipe Alat Mulutnya,Tipe Perkembangan Dan Contoh)
2.2.1.
Ordo Orthoptera.
Berasal
dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Sewaktu
istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan.
Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat
mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah. Tipe metamorfosis ordo ini adalah
paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Contoh serangga
jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga
nigricornis Burn.) ( Untad ,2011).
2.2.2.
Ordo Hemiptera
Hemi artinya “setengah” dan pteron artinya “sayap”. seperti selaput
tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang
terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut
menusuk-mengisap adalah :kepik buah jeruk (Rynchocoris
poseidon Kirk) ( Untad ,2011).
2.2.3. Ordo Homoptera
Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan
ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini
mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu
daun (Aphis sp.). Tipe perkembangan
hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga
ini, antara lain; wereng coklat (Nilaparvta
lugens) ( Untad ,2011).
2.2.4
Ordo Lepidoptera
Berasal
dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut
dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut
menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago).
Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi
dari rambut yang termasuk jenis serangga dari ordo ini, antara lain ulat daun
kubis (Plutella xyllostella) ( Untad ,2011).
2.2.5.
Ordo Coleoptera
Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”.
Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras dan tebal seperti seludang berfungsi untuk
menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai
struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau
metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva –
kepompong (pupa) – dewasa (imago). Tipe
alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) antara lain:kumbang
kelapa (Oryctes rhinoceros L) ( Untad ,2011).
2.2.6. Ordo Diptera
Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap” Metamorfosisnya “holometabola” (telur-larva-kepompong
–imago). Tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut
menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara
lain :lalat buah (Bactrocera sp) (Ischnura ceruvula) ( Untad ,2011).
2.3.
Hama
Gudang
Hama
gudang adalah hama yang meyerang penyimpanan hasil produk yang disimpan
digudang contohnya beras yang disimpan di dalam gudang tradisional maupun
gudang modern sering mendapat gangguan dari serangga hama. merusak komoditi
beras di Indonesia antara lain, Sitophilus oryzae (Coleoptera;
Curculionidae), Rhizopertha dominica (Coleoptera; Bostrychidae), Tribolium
castaneum (Coleoptera; Tenebrionidae), Cryptolestes ferrugineus
(Coleoptera; Cucujidae), Tenebroides mauritanicus (Coleoptera;
Trogosstidae), dan Corcyracephalonica (Lepidoptera; Pyralidae) (Fahruddin.2011).
III.
BAHAN
DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Dasar-Dasar Perlindungan
Tanaman dengan materi Pengenal Serangga Hama dan Hama Gudang dilaksanakan pada tanggal
04 April 2016 pukul 15.00-16.40 WIB. Bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya
Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
3.2.
Alat
dan Bahan
Alat praktikum
yang digunakan adalah lup, jarum pentul, media stereofoam, botol / wadah
alkohol, gelas pelastik, pinset, alat gambar, dan buku gambar. Sedangkan bahan
yang di gunakan pada saat praktikum yaitu belalang kayu (Valanga nigricomis), kepik (Dasymus
piperis), Ulat tanah (Agrotis ipsilon),
walang sangit (Leptocorisa acuta), ulat
daun (Aphis sp), lalat buah (Dalus sp), kumbang kelapa (oryctes rhinoceros), kumbang beras (Sitophilus oryzae), kumbang tepung (Tribolium sp), kumbang kacang hijau (Callosobruchus chinensis), kumbang
jagung (Sitophilus zeamays), beserta
gejala serangannya pada bahan yang di simpan dan alkohol 70 %.
3.3
Cara
Kerja
a. Mengambil
serangga yang akan diamati dengan menggunakan pinset, kemudian memasukkan
serangga tersebut kedalam wadah yang berisi alcohol.
b. Mengangkat
serangga tersebut setelah serangga tidak bergerak lagi ke atas media stereofoam
c. Menusuk
bagian atas serangga tersebut dengan menggunakan jarum pentul, kemudian mengamati bagian tubuhnya dari masing –
masing spesimen ordo serangga hama dan spesimen hama gudang, yang digambar
adalah :
-
Bentuk serangga secara
keseluruhan
-
Per masing-masing bagian,
yaitu sayap depan, dan belakang, kepala (caput),
dada (thorax), perut (abdoment), dan kaki.
-
Melakukan
pengklasifikasian (genus, spesies, ordo,
dan familia)
-
Membuat resume singkat
meliputi : gejala serangan, tanaman yang diserang dan biologi serangga tersebut
(telur-larva-pupa-imago atau telur-nimfa-imago) dan mencantumkan dalam laporan.
d. Gambar
hasil pengamatan (per kelompok) dibuat sebagai laporan sementara ditanda
tanganin oleh asisten yang bertugas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil PengamatanPengenalan
Ordo Serangga Hama dan Serangga Hama Gudang
No
|
Hama
Serangga
|
Klasifikasi/Ordo
|
Bagian
|
Tipe
Perkembangan
|
Tipe alat mulut
|
Gejala
|
1.
|
Belalang kayu
(Valanga
nigricomis)
|
Orthoptera
|
Kepala, kaki, sayap, perut
|
Paurometabola
|
Menggigit - mengunyah
|
Serangan belalang kayu adalah daun yang
dinamakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat,
tinggal hanya tulang dan daun saja
|
2.
|
Walang Sangit
(Leptocorisa
acuta)
|
Hemiptera
|
Kelapa, kaki, sayap, perut
|
Paurometabola
|
Menusuk - menghisap
|
Meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan walang
sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung juga
sangat menurunkan kwalitas gabah
|
3.
|
Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros)
|
Coleoptera
|
Kelapa, kaki, sayap perut
|
Holometabola
|
Menggigit mengunyah
|
Nampak
seakan-akan tergunting, akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun
terbuka dan bentuk guntingan membentuk huruf V, hal ini merupakan ciri khas
dari serangan kumbang ini
|
4.
|
Ulat tanah (Agrotis
ipsilon)
|
Lepidoptera
|
Kepala, kaki, perut
|
Holometabola
|
Menggigit
Mengunyah
|
Membuat
terowongan ke dalam rimpang dan terkadang batang palsu, mengganggu inisiasi
akar, nutrisi tanaman dan transportasi air, mengakibatkan kekerdilan tanaman,
pematangan tertunda, ukuran dan berat buah dan berat badan banyak berkurang,
dan bahkan batang tanaman patah atau terguling.
|
5.
|
Kutu daun
(Aphis sp)
|
Homoptera
|
Kepala, ada yang bersayap dan ada yang tidak
bersayap kaki dan perut
|
Paurometabola
|
Mengisap
Menusuk
|
Pada
tanaman kapas, kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman pada
bagian pucuk daun tanaman sehingga menyebabkan bentuknya abnormal dan
keriting. Pada tanaman kentang seangan kutu daun menimbulkan gejalan daun
memucat, berkeriput, dan lalu menggulung.
|
6.
|
Lalat buah
(Bactrocera dorsalis)
|
Diptera
|
Kepala, kaki, sayap, perut
|
Holometabola
|
Larva : Menggigit
Mengunyah Imago : Menjilat
|
Adanya noda/titik bekas tusukan pada permukaan kulit
buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas di dalam buah dan menjadi larva.
Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva inilah yang akan menimbulkan
noda-noda di kulit buah dan berkembang menjadi bercak coklat di sekitarnya.
|
7.
|
Kepik
(Dasymus
piperis)
|
Hemiptera
|
Kepala, sayap perut, kaki
|
Paurometabola
|
Menusuk
menghisap
|
Bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong. Serangan
kepik hijau (Nezaraviridula) yang menyerang tanaman padi pada saat
penggilingan menjadikan hasil panen yang menurun
|
8.
|
Kumbang beras (Sitophilus
oryzae)
|
Coleoptera
|
Kelapa, sayap perut, kaki
|
Holometabola
|
Menggigit
Mengunyah
|
Butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, ada beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras
yang terserang menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas
beras akan rusak sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan
air liur hama.
|
4.2.
Pembahasan
1. Belalang
kayu (Valanga nigricomis) :
Siklus
hidup belalang kayu
adalah telur
belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini
tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya
berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan
segera muncul. Selama masa
pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar
4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa
hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi
mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya
tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan
meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah
sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa),
itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka
hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
Gejala serangan belalang kayu adalah daun yang
dinamakan terlihat dicabik-cabik tidak teratur. Gejala serangan yang berat,
tinggal hanya tulang dan daun saja
Pengendalian serangan belalang kayu
adalah secara mekanis dengan telur belalang didalam tanah diambil, demikian
juga nimfa yang ada diberikan kepada ayam, biologis pengendalian secara
biologis dilakukan dengan merawat kumbang endol yang lawanya sebagai parasite
telur belalang, kultur teknis pengendalian dengan kultur teknis adalah dengan
pengaturan pada penanganan.
2. Walang
Sangit (Leptocorisa acuta) :
Dewasa walang sangit meletakan telur pada bagian atas daun tanaman. Pada
tanaman padi daun bendera lebih disukai. Telur berbentuk oval dan pipih
berwarna coklat kehitaman, diletakan satu persatu dalam 1-2 baris sebanyak
12-16 butir. Lama periode bertelur 57 hari dengan total produksi terlur per
induk + 200 butir. Lama stadia telur 7 hari, terdapat lima instar
pertumbuhan nimpa yang total lamanya + 19 hari. Lama preoviposition +
21 hari, sehingga lama satu siklus hidup hama walang sangit + 46 hari.
Kwalitas
gabah (beras) sangat dipengaruhi serangan walang sangit. Diantaranya
menyebabkan meningkatnya Grain dis-coloration. Sehingga serangan
walang sangit disamping secara langsung menurunkan hasil, secara tidak langsung
juga sangat menurunkan kwalitas gabah.
Pengendalian
secara kultur teknik sampai sekarang belum ada varietas padi yang tahan
terhadap hama walang sangit. Berdasarkan cara hidup walang sangit, tanam
serempak dalam satu hamparan merupakan cara pengendalian yang sangat
dianjurkan. Dianjurkan beda tanam dalam satu hamparan tidak lebih dari 2,5
bulan. Plot-plot kecil ditanam lebih awal dari pertanaman sekitarnya dapat
digunakan sebagai tanaman perangkap. Setelah tanaman perangkap berbunga walang
sangit akan tertarik pada plot tanaman perangkan dan dilakukan pemberantasan
sehingga pertanaman utama relatif berkurang populasi walang sangitnya.
3.
Kumbang Kelapa (Oryctes rhinoceros) :
Siklus serangga ini
bermetamorfosis sempurna dan berkembang biak agak lambat, total waktu yang
diperlukan untuk melengkapi siklus hidupnya lebih dari satu tahun. Telur
diletakkan di dalam material organik di sekitar tanaman yang dimakan dan
menetas dalam waktu 8-12 hari. Stadia selanjutnya adalah larva, antara 80-200
hari. Sebelum berubah menjadi stadia pupa, perkembangannya didului dengan fase
diam yang disebut pre-pupa selama 8-13 hari. Pupa berwarna coklat agak
cerah dengan model hampir seperti serangga dewasa (kumbang). Setelah melalui
masa pupa selama 17-30 hari, serangga ini berubah stadia menjadi serangga
dewasa berupa kumbang dengan sayap depan mengeras (elytra). Kumbang bertahan
hidup selama kurang lebih 6-7 bulan dengan memakan bagian tanaman hidup,
seperti pucuk sawit.
Gejala
serangandaun
yang terserang Oryctes sp nampak
seakan-akan tergunting, akan lebih jelas terlihat sesudah pelepah daun terbuka
dan bentuk guntingan membentuk huruf V, hal ini merupakan ciri khas dari
serangan kumbang ini. Stadia yang membahayakan adalah pada stadia dewasa
(kumbang). Kumbang dewasa akan terbang keatas menuju bagian tajuk kelapa pada
malam hari dan mulai bergerak ke bagian dalam melalui salah satu ketiak pelepah
bagian atas tajuk. Biasanya ketiak pelepah ketiga, keempat atau kelima
merupakan tempat masuk yang paling disukai.
Pengendalian
secara mekanis, yaitu dengan melakukan kutip manual kumbang yang
menyerang/ditemukan di pokok (TBM/pokok rendah) menggunakan alat kait dari
besi.
4. Ulat
tanah (Agrotis ipsilon) :
Siklus hidup ulat
tanah sama dengan jenis hama ulat lainnya. Dalam satu generasi, diselesaikan
dalam waktu antara 28-42 hari. Ngengat dewasa meletakkan telurnya di permukaan
daun tanaman, tangkai daun, maupun tangkai batang. Kemudian telur menetas dan
berubah menjadi larva. Saat malam hari, larva memakan tanaman muda untuk melangsungkan
hidupnya, sedangkan siang harinya bersembunyi di dalam tanah, dibalik mulsa,
maupun pada bongkahan tanah. Selanjutnya ulat besar akan berubah menjadi
kepompong, dan keluar menjadi ngengat dewasa yang akan segera bertelur lagi,
demikian seterusnya.
Gejala serangan larva membuat terowongan ke dalam rimpang dan
terkadang batang palsu, mengganggu inisiasi akar, nutrisi tanaman dan
transportasi air, mengakibatkan kekerdilan tanaman, pematangan tertunda, ukuran
dan berat buah dan berat badan banyak berkurang, dan bahkan batang tanaman
patah atau terguling.
Pengendalian secara kultur teknis
dapat dilakukan dengan melakukan penanaman pada lahan yang bersih dan dengan
material yang bebas hama, Menggunakan plantlet kultur jaringan, merendam tunas yang akan ditanam
dalam air panas bersuhu 52-55° C selama 15-27 menit.
5. Kutu
daun (Aphis sp) :
Siklus hidup kutu daun dimulai dari telur yang
menetas pada umur 3 sd 4 hari setelah diletakan. Telur menetas menjadi larva
dan hidup selama 14 sampai dengan 18 hari dan berubah menjadi imago. Imago kutu
daun mulai bereproduksi pada umur 5 sd 6 hari pasca perubahan dari larva
menjadi imago. Imago kutu daun dapat bertelur sampai 73 telur selama hidupnya.
Gejala yang ditimbulkan dari
serangan kutu daun bervariasi tergantung jenis tanaman yang diserang. Pada
tanaman kapas, kutu daun menyerang dengan cara menghisap cairan tanaman pada
bagian pucuk daun tanaman sehingga menyebabkan bentuknya abnormal dan keriting.
Pada tanaman kentang serangan kutu
daun menimbulkan gejalan daun memucat, berkeriput, dan lalu menggulung. Pada tanaman cabai, serangan kutu
daun menyebabkan perkembangan daun dan bunga yang terserang menjadi terhambat. Pada tanaman apel, serangan kutu
daun menyebabkan daun berkerut, menggulung, dan akhirnya keriting. Selain itu
bunga buah tanaman aple menjadi gugur.
Mengendalikan dan mencegah kerusakan
yang disebabkan oleh kutu daun pada tanaman hias adalah :
Memanfaatkan
air, selalu siram tanaman pot Anda dengan rutin, usahakan menyiram seluruh
bagian daun sehingga kutu daun tidak akan sempat merusak tanaman .Menggunakan cabe dan bawang putih,
caranya haluskan cabe dan bawang putih kemudian rendam di dalam air, air
rendaman bisa untuk menyemprot tanaman dan membasmi kutu daun. Menggunakan kepik, letakkan kepik di
sekitar tanaman pot Anda yang merupakan predator bagi kutu daun.
6. Lalat
buah (Bactrocera dorsalis) :
Siklus hidup lalat buah mempunyai
empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan imago (serangga dewasa).
Seperti yang telah disebutkan, lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah
dengan ovipositornya (alat peletak telur). Telur berwarna putih, berbentuk
bulat panjang, diletakkan berkelompok 2 – 15 butir dan dalam waktu ± 2
hari. Telur yang diletakkan di dalam buah akan menetas menjadi 1arva.
Seekor lalat betina mampu menghasilkan telur 1200 – 1500 butir. Larva berwarna
putih keruh atau putih kekuning-kuningan, berbentuk bulat panjang dengan salah
satu ujungnya runcing. Larva terdiri atas tiga instar, dengan lama stadium
larva 6 – 9 hari. Larva setelah berkembang maksimum akan membuat lubang keluar
untuk meloncat dan melenting dari buah dan masuk ke dalam tanah untuk menjadi
pupa. Pupa berwarna coklat, dengan bentuk oval, panjang ± 5 mm dan lama
stadium pupa 4 – 10 hari. Imago rata-rata berukuran panjang ± 7 mm, lebar
± 3 mm dengan warna toraks dan abdomen antar spesies lalat buah bervariasi
misalnya oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam.
Demikian pula sayapnya transparan dengan bercak-bercak pita (band)
yang bervariasi merupakan ciri masing-masing spesies lalat buah.
Pada lalat betina ujung abdomennya lebih runcing dan mempunyai alat peletak
telur, sedangkan abdomen lalat jantan lebih bulat. Secara
keseluruhan daur hidup lalat buah berkisar ± 25 hari.
Adanya noda/titik
bekas tusukan pada permukaan kulit buah. Selanjutnya telur-telur akan menetas
di dalam buah dan menjadi larva. Gangguan yang dilakukan oleh larva-larva
inilah yang akan menimbulkan noda-noda di kulit buah dan berkembang menjadi
bercak coklat di sekitarnya. Saat buah yang terserang kita belah, akan telihat
belatung atau larva lalat buah. Larva akan merusak daging buah sehingga buah
menjadi busuk dan gugur sebelum tua/masak.
Buah yang gugur ini akan menjadi biang serangan generasi berikutnya jika tidak
kita musnahkan dengan segera. Bila buah yang terserang tersebut kita bedah,
biasanya akan ditemukan larva lalat buah.
Beberapa cara
pengendalian hama lalat buah yang bisa diupayakan di antaranya : melalui penetapan
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, yakni peraturan karantina antar
area/wilayah/negara untuk tidak memasukkan buah yang terserang dari daerah
endemis. Sebagai contoh, pemerintah melarang impor buah-buahan dan sayuran dari
negara di mana merupakan daerah endemis lalat buah. Secara kultur teknis pemeliharaan tanah memelihara tanaman
dengan baik di antaranya melakukan mengolah dan merawat tanah secara berkala.
Pencacahan tanah di bawah tajuk pohon dapat menyebabkan pupa lalat buah yang
terdapat di dalam tanah terkena sinar matahari dan akhirnya mati dan
lain-lainnya.
7. Kepik
(Dasymus piperis) :
Siklus hidup serangga
ini berwarna hijau, memiliki sepasang antenna, memiliki sepasang sayap yang
berbentuk bangun segitiga, memiliki mata fasek, memiliki tiga pasang tungkai.
Panjang kepik hijau sekitar 16 mm. Telur diletakkan berkelompok pada permukaan
bawah daun. Nimfa terdiri-dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di
sekitar bekas telur, kemudian menyebar. Siklus hidup: 4 – 8 minggu: - Telur 5 –
7 hari - Larva: 21 – 28 hari.
Gejala serangan
kepik hijau bulir-bulir padi menjadi hampa atau kosong. Serangan kepik hijau yang
menyerang tanaman padi pada saat penggilingan menjadikan hasil panen yang
menurun, hal ini otomatis menyebabkan kerugian materil karna hasil yang didapat
tidak sesuai dengan jumlah bulir-bulir padi.
Pengendalian menggunakan
musuh alami : jenis tabuhan Ooencyrtus
malayensis Ferr. dan Telenomus
sp. merupakan parasit pada telur kepik hijau.
pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.
pergiliran tanaman, penanaman serempak, dan pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari setelah tanam.
8. Kumbang
beras (Sitophilus oryzae) :
Daur hidup dari telur sampai dewasa
lebih kurang 26 hari. Sementara itu, umur kumbang bisa mencapai 3-5 bulan. Jika
tidak diberi makanan kumbang betina masih bisa hidup sampai satu bulan.
Perkembangannya umumnya bisa pada temperatur 17-34 derajat dengan
kelembapan relatif 15-100 %. Perkembangan optimum terjadi pada temperatur 30
derajat dana kelembapan relatif 70 %. Jika kelembapan relatif melebihi 15 %,
kumbang beras ini akan berkembang cepat.
Akibat dari
serangan hama ini, butir beras menjadi berlubang kecil-kecil, tetapi karena ada
beberapa lubang pada satu butir, akan menjadikan butiran beras yang terserang
menjadi mudah pecah dan remuk seperti tepung. Kualitas beras akan rusak
sama sekali akibat serangan hama ini yang bercampur dengan air liur hama.
Pengendalian yang dapat dilakukan
untuk mencegah kerusakan oleh hama ini dapat dilakukan dengan melakukan
penjemuran terhadap komoditas simpanan pada waktu tertentu dengan pengeringan
yang sempurna.
V.
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
1.
Hama terbagi dalam
beberapa ordo yaitu ordo orthoptera alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah. Tipe
metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3 stadia
(telur-nimfa-imago). Contoh serangga jenis ordo orthoptera : belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.),
ordo hemiptera paurometabola
merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia
yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap adalah : kepik
buah jeruk, ordo homoptera tipe perkembangan hidup serangga ini
adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain;
wereng coklat (Nilaparvta lugens),
ordo diptera metamorfosisnya
“holometabola” (telur-larva-kepompong –imago). Tipe mulutnya
menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau
menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain :lalat buah (Bactrocera sp),
ordo lepidoptera tipe
alat mulut dari ordo lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya
bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola”
(telur-larva-pupa-imago), dan ordo coleoptera perkembangbiakan ordo ini bertipe
“holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia :
telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago). Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan
imago (menggigit-mengunyah) antara lain : kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L).
2.
Macam
– macam serangga hama yang menyerang produk pertanian dalam gudang. Hama gudang hidup
dalam ruang lingkup yang terbatas, yakni hidup dalam bahan-bahan simpanan
di gudang. Pada umumnya hama gudang yang menyerang berasal dari ordo
Coleoptera. Pada umumnya morfologi hama kumbang terdiri dari caput, antena,
alat mulut, mata mejemuk, thorax, tungkai depan, tungkai
tengah, tungkai belakang, abdomen dan sayap. Pada umumnya hama gudang menyerang
produk dengan meletakkan telurnya dalam produk dan ketika telur tersebut
menetas larvanya akan memakan produk dan menyebabkan lubang-lubang pada produk.
Pada umumnya alat mulut yang dimiliki oleh hama gudang adalah tipe penggigit
dan pengunyah karena produk yang telah terserang akan tampak berlubang-lubang
akibat digigit oleh hama gudang itu.
5.2. Saran
Saran
untuk praktikum kedepanya yaitu, setiap materi yang di berikan lebih jelas lagi
dan mudah di mengerti.
DAFTAR
PUSTAKA